Senin, 01 November 2010

Asuhan Kebidanan


Perubahan Fisiologi Dan Mekanisme Persalinan

Sebab-Sebab Mulainya Persalinan
Sebab terjadinya partus sampai kini masih merupakan teori-teori yang kompleks. Faktor-humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai factor-faktor yang mengakibatkan partus mulai. Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkaan muali dan berlangsungnya partus, antara lain penurunan kadar progesterone merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadar kedua hormone ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai. Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga a term meningkat, lebih-lebih sewaktu partus.
            Seperti telah dikemukakan, “plasenta menjadi tua” dengan tuanya kehamilan. Villi koriales mengalami perubahan-perubahan, sehingga kader esterogen dan progesterone menurun.

Berlangsungnya Persalinan Normal
Partus dibagi menjadi 4 kala. Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. kala I dinamakan pula kala pembukaan. Kala II disebut pula kala pengeluaran, oleh karena berkat kekuatan his dan kekuatann mengedan janin didorong ke luar sampai lahir. Dalam kala III atau kala uri plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam. Dalam kala itu diamat-amati, apakah tidak terjadi perdarahan postpartum.

Kala I
Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lender yang bersemu darah (bloody show). Lender yang bersemu darah ini berasal dari lender kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka.
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase.
1.      fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2.      fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi yakni :
a.       fase akselerasi. Dalam waktu 2 jma pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
b.      fase dilatasi maksimal. Dalam watu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c.       fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pad primigravida dan multigravida. Pada yang pertama ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida ostium uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostiumuteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama.
Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam.

Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan kepada rectum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his.
Bila dasar panggul sudahh lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar his, dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lai untuk mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung raata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.

Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.

Kala IV
Seperti diterangkan diatas, kala ini dianggap perlu untuk mengamat-amati apakah ada perdarahan postpartum.

Mekanisme persalinan normal
Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan presentasi kepala dan pada presentasi kepala ini ditemukan ±58% ubun-ubun kecil terletak di kiri depan, ±23% di kanan depan, ±11% di kanan belakang, dan ±8% di kiri belakang.
Menjadi pertanyaan mengapa janin dengan persentase yang tinggi berada dalam uterus degan persentasi kepala? Keadaan ini mungkin disebabkan karena kepala eltif lebih besar dan lebih berat. Mungkin pula bentuk uterus sedemikian rupa, sehingga volume bokong dan ekstremitas yang lebih besar berada di atas, di ruangan yang lebih luas, sedangkan kepala berada dii bawah, di ruangan yang lebih sempit. Ini dikenal sebagai teori akomodasi.



3 faktor penting yang memegang peranan pada persalingan :
1.      kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan
2.      keadaan jalan lahir
3.      janinnya sendiri
His adalah salah satu kekuatan pada ibu seperti telah dijelaskan yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada persentasi kepala, bila his sudah cukup kuat,  kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.
Masuknya kepala melintasi  pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengaan bidang pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul. Asinklitismus anterior menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul.
Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada mekanisme turun nya kepala dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di daerah posterior adalah lebih luaa dibandingkan dengan ruangan pelvis di daerah anterior. Hal asninklistismus penting, apabila daya akomodasi panggul agak terbatas.
Akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu lebih mendekati suboksiput, maka tahanan oleh jaringan dibawahnya terhadap kepala yang akan menurun, menyebabkan bahwa kepala mengadakan fleksi di dalam rongga panggul.
Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm). sampai di dasar panggul kepala janin berada di dalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang berjallan dari belakang atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi dalam.
Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar kea rah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah asimfisis. Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil di bawah simfisis, maka dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tidap his vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak. Perineum menjadi main lebar dan tipis, anus membuka dinding rectum. Dengan kekuatan his bersama dengan kekuata mengedaan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut putaran paksi luar.
Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak. Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggull bahu akan menyesuaikan diri dnegan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan \\, bahu akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter deepan terlebih dahulu, baru kemudian trokanter belakang. Kemudian, bayi lahir seluruhnya.

Sabtu, 30 Oktober 2010

Bahasa Cinta

Diam


Ada kata dalam diam mu..
Ada makna dari tatapan matamu..
Ada tangis dalam senyum mu..
Ada cerita tak terjawab tentang mu..

Hampa dalam lamunan
Menatap dalam tanpa hitungan
Hingga kau beralih peran
Hilang dari pandangan

Diam mu tak menyurutkanku
Memandang dalam lamunan waktu
Bersama angin yang berlalu
Membawa bimbang anganku

Satu kata ucapmu 
Bagai teriak pilu
Jika angin ini membawa debu
Bagimu kuhapus itu

Tiada arti bicaramu
Tiada makna berpaling dariku
Tiada senyum indahmu
Tiada jawab dariku


30-10-2010.. :")